General . 2024-04-29 09:13:50

Chrysanthemum dan Upaya Meminimalisir Hambatan Geografis Demi Beragam Manfaatnya

case

Jika kita mendengar bunga Chrysanthemum, mungkin yang langsung terbersit oleh pembaca adalah bunga hias atau bahan baku teh. Beragam variasi warna bunga Chrysanthemum memiki banyak arti, serta membuatnya diposisi ketiga dalam perdagangan bunga potong di dunia. Selain itu, zat yang terkandung seperti vitamin B dan beragam antioksidan menjadikannya popular sebagai bahan baku pengobatan herbal sejak dahulu.

Chrysanthemum masuk ke Indonesia pada abad ke 17 dengan dibudidaya di daerah Jawa Barat. Chrysanthemum diketahui memang cocok tumbuh pada suhu 20 hingga 26 derajat celcius dan dengan kelembaban tinggi. Pertumbuhan idealnya berada pada rentang  ketinggian antara 700 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun baru-baru ini varian Chrysanthemum yang berpotensi tahan di dataran rendah berhasil ditemukan.

Mengutip antaranews, Ridho Kurniati yang merupakan Peneliti BRIN, berhasil menemukan 2 varian Chrysanthemum dengan gen yang berpotensi tahan hidup di dataran rendah. Kedua varietas Chrysanthemum tersebut adalah jenis Maruta dan Swarna Kencana. Sebelumnya ia menggunakan 12 varietas Chrysanthemum dalam percobaannya, namun hanya 2 varian tersebut yang sesudah dikultur mampu menghasilkan kalus.

Selain tantangan geografis, budidaya Chrysanthemum tidak lepas dari ancaman penyakit tanaman. Tercatat virus seperti Chrysanthemum virus B, Cucumber Mosaic Virus, Impatiens Necrotic Spot Virus, dan Tomato Spotted Wilt Virus dapat menyerang tanaman Chrysanthemum.

Sebagai distributor company, Biogen Scientific menyediakan kit deteksi patogen tumbuhan dari brand Agdia untuk menghasilkan Chrysanthemum yang unggul. Tertarik mencoba?